MINGGU KE-1
TUGAS 1
1.
Jelaskan dengan contoh “ Penggunaan
Bahasa Indonesia secara baik dan benar !“
Jawab
:
·
Bahasa
yang baik dan benar
Bahasa
yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yaitu peraturan bahasa (tata bahasa,
pilihan kata, tanda baca, dan ejaan).
Contoh
:
·
Penggunaan kaidah tata bahasa normatif.
Misalnya dengan penerapan pola kalimat
yang baku: acara itu sedang kami
ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
·
Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
·
Penggunaan ejaan resmi dalam ragam
tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang
disempurnakan (EYD). Bahasa baku
harus mengikuti aturan ini.
·
Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan.
Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara
umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri
lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/
dan bukan /abis/; serta /kalau/ dan
bukan /kalo/.
·
Penggunaan kalimat secara efektif. Di
luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele,
bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau
penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud
aslinya.
2.
Berikanlah contoh fungsi bahasa sebagai
alat komunikasi !
Jawab
:
·
Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Pada
saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki
tujuan tertentu. Kita ingin dapat dipahami oleh orang lain. Kita ingin
menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita
ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi
orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain menanggapi hasil pemikiran
kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi
perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan
dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Contoh :
·
Kata
makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun
kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Dengan kata
lain, kata besar atau luas, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih
umum. Sebaliknya, kata makro akan memberikan nuansa lain pada bahasa kita,
misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
·
Kata
griya, misalnya lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan
kata lain, kata rumah atau wisma dianggap lebih komunikatif karena bersifat
lebih umum dan dapat dipahami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar